Salam

Terimakasih atas kesediaanya membaca tulisan-tulisan dalam blog ini. Semoga memberi manfaat. Keselamatan, kesejahteraan dan berkah Tuhan semoga senantiasa melingkupi kita semua. Mari menikmati hidup ini...

Sabtu, 15 Mei 2010

Ke(tidak)sabaran

Sehabis magrib.

Ngaji al Quran sebentar. Tepatnya membaca al Quran barang beberapa ayat, lalu kubaca artinya. Berisi tentang ayat-ayat yang menceritkan tentang nabi-nabi. Nabi syuaib yang menyeru umatnya untuk menyembah Allah dan berbuat adil terhadap takaran timbangan serta hak-hak orang lain. Namun, nabi syuaib diabaikan karena ia adalah orang yang lemah diantara mereka, nabi syuaib juga tak punya wibawa dihadapan mereka Mereka hanya memandang nabi syuaib dari keluarganya saja. Karena mereka tidak menyambut seruan nabi syuaib, Allah mendatangkan azab yang berupa suara yang sangat keras. Sehingga semua orang mati kecuali orang-orang yang beriman.

"Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan"(Qs 11:115)

Membaca ayat itu terlintas tentang makna dari kesabaran. Kita seringkali sebagai manusia tidak sabar atas kebaikan-kebaikan yang kita lakukan. Kita mnganggap apa yang kita usahakan tidaklah membuahkan hasil. Sering kali kita menolong orang dengan keinginan bahwa suatu saat nanti kita mendapatkan keuntungan, namun apa yang kita nanti-nantikan itu ternyata tidaklah mendapatkan balasan. Sehingga kita merasa bahwa apa yang kita upayakan tersebut tidaklah membuahkan hasil. Kita tidak ikhlas dalam melakukan kebaikan-kebaikan. Kita tidak mematok tujuan yang lebih tinggi. Tujuan-tujuaan kita hanya dunia, keuntungan-keuntungan ekonomi, keuntungan keuntungan yang hanya untuk memuaskan nafsu kita sendiri.

Akhir-akhir ini, mungkin kita telah terkena gejala kurang sabar. Tidak sabar itu berarti tergesa-gesa. Ingin semuanya cepat. Cepat kaya, sehingga menafikan usaha usaha yang halal dan mengambil jalan-jalanyang haram, atau subhat, cara yang tidak jelas halal haramnya. Kita korupsi, nepotisme, kolusi, itu merupakan gejala-gejala tidak adanya kesabaran hati kita.

Dalam pendidikan pun seperti itu. Seringkali kita ingin mendapatkan selembar ijasah dengan cara-cara yang tidak patut. Kita melakukakan penelitian-penelitian yang fiktif, untuk mendapatkan dana yang banyak.

Korupsi itu adalah cerminan bagi diri kita bahwa kita tidak percaya diri, kita tidak percaya bahwa diri kita mampu untuk bebrbuat yang lebih hebat. Sehingga kita mengambil cara-cara yan tidak sehat. Cermian bahwa kita kurang sabar dalam bertindak.

Kalau orang jawa mempunyai salah satu kearifan yang berkenaan dengan kesabaran, yaitu dalam ungkapan "ojo nggege mongso", Jangan mendahului waktu. Dalam etika filsafat jawa ungkapan itu mempunyai makna yang lebih dalam. Pemaknaan ini berkaitan dengan sikap hidup dan berkaitan jatidiri manusia sebagai individu, sosial dan umat ciptaan Tuhan.

Nafsu ini berkobar.
Maka memadamlah hati yang sabar.