Salam

Terimakasih atas kesediaanya membaca tulisan-tulisan dalam blog ini. Semoga memberi manfaat. Keselamatan, kesejahteraan dan berkah Tuhan semoga senantiasa melingkupi kita semua. Mari menikmati hidup ini...

Rabu, 02 Desember 2015

Kapan Kita Merasakan Flow?

Suatu kondisi saat kita dapat berkonsentrasi tinggi pada apa yang kita lakukan, sehingga hal lain sama sekali tak berarti, maka saat itu kita merasakan flow. Kondisi yang ditandai dengan hadirnya perasaan yang terlarut secara total pada apa yang kita kerjakan, ada keterpautan, pengayaan batin serta munculnya keterampilan tingkat tinggi dari diri kita. 

Nampaknya, banyak diantara kita yang jarang mengalami flow dalam kehidupan sehari hari. Maka, "kunci untuk bisa mengalami lebih banyak flow dalam kehidupan", kata Daniel Goleman, "di dapat ketika kita menyejajarkan apa yang kita lakukan dengan apa yang kita senangi”. Kita akan mendapatkan prestasi yang lebih besar dalam melakukan apapun jika kita berhasil mengkombinasikan hal tersebut.

Pertanyaan pentingnya: Manakala bangun pagi hari, apakah kita merasa gembira saat pergi bekerja atau melakukan apapun di hari itu yang menjadi rutinitas kita?

Sungguh beruntung jika kita telah menemukan aktifitas yang menjadi hasrat kita, sebab itu akan mendorong kita untuk bisa memasuki flow.  

---

03 Des 2015 | Ahmad Shobirin Obiyoso

Jumat, 16 Oktober 2015

Sudah Menjadi Jodoh

Jika jodoh, pasti bertemu. Seperti kopi ini. dari sekian banyak kopi yang ada di dunia ini, kopi ini yang menjadi jodohku. ia berjodoh juga dengan gula, cangkir, sendok, air, panas api, panci dan juga mbak Tatik yang membuatkan kopi.
Kemudian, kita akan berjodoh pada hal-hal yang lain, selain kopi ini. Apa yang menjadi milik kita, pasti jadi milik kita. Seperti kata pepatah, tak kan lari kopi dikejar. Semua tak dapat dimundurkan, atau dimajukan. Pas.

Senin, 12 Oktober 2015

Freewriting: Cara Mudah Memulai Menulis

Saya membaca buku karya Peter Elbow; Writing without Teacher. Di dalamnya membahas tentang Freewriting. Suatu gaya menulis yang bukan bergaya “formal”.

Freewriting atau menulis bebas adalah bentuk latihan yang dapat membantu orang membiasakan dirinya untuk menulis secara nyaman. Dalam latihan ini, orang disarankan untuk menuangkan apapun yang dia pikirkan, bahkan ketidakmampuannya dalam menulis. Ketika seseorang diminta menulis apapun yang terpikirkan olehnya selama sepuluh menit dan merasa buntu, orang itu bisa saja hanya menuliskan kebuntuannya, kebingungannya. Dalam menulis bebas, lupakan aturan, lupakan kesalahan. Menulislah saja. Luapkan saja.

Setiap manusia mempunyai dua belahan otak—kiri dan kanan—yang bekerja sangat berbeda. Otak kiri bekerja secara teratur, sementara otak kanan bekerja dengan bebas. Nah ketika mengawali kegiatan menulis bebas, kita bisa “mematikan” terlebih dahulu otak kiri dan mengaktifkan otak kanan. Menulis dengan menggunakan otak kanan inilah yang bisa kita sebut dengan menulis di sebuah ruang privat yang dimana hanya ada kita sendiri.

Menurut saya, untuk memulali menulis bebas, media yang paling efektif adalah menulis di buku harian. Ketika melakukan freewriting di buku harian, kita tak usah terlalu memikirkan masalah tata bahasa, ejaan, ataupun struktur kalimat ketika menulis. Kita juga harus berusaha untuk membebaskan diri kita. Terserah kepada kita untuk menulis apa saja yang kita inginkan. Yang penting kita merasa nyaman dan tak ada tekanan yang kita rasakan ketika menulis. 

Berikan batasan waktu minimal untuk menulis bebas, setidaknya perlu sepuluh menit tanpa jeda untuk melakukannya. Jangan berhenti jika belum sepuluh menit. Karena itu, konsistenlah dengan program tersebut. Niscaya, kita akan mudah dalam menulis.   

Selamat mencoba menulis bebas. 

|Ahsho Obiyoso
|@pakguruobi 


Selasa, 23 Juni 2015

Memperdaya Ibadah

Seandainya saja ketakwaan seseorang bisa diukur dengan banyaknya buku agama yang dibaca, pengetahuan tentang keagamaan yang dikuasai, mungkin saya bisa termasuk orang yang takwa. Tetapi tidak! Ketakwaan itu masalah amal ibadah. Setinggi apapun pengetahuan agama kita, namun jika nihil amal ibadah, maka akan sia-sia. Baik itu amal individu maupun amal sosial.

Kebanyakan dari  kita menjadi sangat ahli dalam membicarakan tentang kebaikan. Tetapi untuk melakukannya, kita awam. Kalau toh kita bisa beramal, maka itu alhamdulillah. Namun, amal juga bukan sekedar amal. Ia menuntut kemurnian niat hati untuk mendapatkan rida Ilahi.

Dikisahkan, seorang murid dari Manshur ibn Ammar, terbaring sakit. Murid itu dikenal sebagai ahli ibadah, shalat malam, juga gemar bersedekah. Sang guru menjenguknya. Ia mendapati muridnya terbaring di tengah rumah. Wajahnya menghitam, kedua matanya membiru, bibirnya mengeras, dan tidak nampak sebagai orang yang saleh yang biasanya raut mukanya bercahaya.

Manshur berkata,”Saudaraku, perbanyaklah ucapan La Ilaha Illallah.” Sang murid membuka mata dan memandang dengan sinis, lalu pingsan. Saat siuman, Manshur berkata lagi, “Wahai saudaraku, perbanyaklah ucapan La Ilaha Illallah.” Muridnya kembali memandang dengan sinis, lalu pingsan. Saat dia sadar, Manshur berkata lagi, “wahai saudaraku, perbanyaklah ucapan La Ilaha Illallah.”

Muridnya membuka mata dan berkata, “Wahai saudaraku, Manshur! Aku terhalang untuk mengucapkan kalimat tersebut.”

“Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari Allah. Di manakah puasa, bangun malam, shalat, dan tahajudmu?”

“Semua itu, kulakukan bukan untuk mencari rida Allah, melainkan agar aku disebut orang zuhud, ahli ibadah, atau orang yang saleh. Ketika sendirian, kututup pintu, kuturunkan tabir, kemudian kuminum arak dan melawan Tuhanku dengan kemaksiatan. Aku melakukan hal tersebut hingga sekian lama  hingga terkena penyakit berat dan hampir binasa. Suatu saat aku berkata pada putraku, ‘Tolong ambilkan mushaf!' kuambil mushaf dari tangan anakku dan kubaca huruf-demi huruf hingga surah Yasin. Kemudian mushaf kuangkat sambil mengatakan, ’Ya Allah! Dengan kebenaran al Quran agung ini, sembuhkanlah aku dan aku tidak akan pernah melakukan dosa lagi'. Allah pun menyembuhkanku. Setelah sembuh, ternyata aku melakukan kemaksiatan seperti sedia kala dan tenggelam dalam kelezatan serta riya. Setan telah membuatku lupa akan janjiku terhadap Tuhanku. Hal itu berlangsung beberapa waktu. Tak lama kemudian, aku sakit keras hingga hampir mati. Lantas aku meminta keluargaku membaringkanku di tengah rumah. Mereka menyodorkan al Quran lalu aku membacanya dan mengangkatnya seraya mengatakan, ‘Ya Allah! Demi kehormatan firmanMu yang ada dalam al Quran sembuhkanlah aku.’

“Allah mengabulkan doaku dan menyembuhkanku. Lalu aku kembali terjerumus dalam kesesatan dan godaan hawa nafsu seperti sebelumnya. Ketika jatuh sakit lagi, aku kembali meminta mushaf untuk dibaca, namun tak satu huruf pun bisa ku baca. Aku tahu bahwa Allah telah murka. Aku menengadahkan kepala ke langit sambil berkata, ‘Wahai pencipta langit dan bumi! Demi kehormatan mushaf ini sembuhkanlah aku'. Tiba-tiba aku mendengar suara mengatakan:

Engkau tobat saat jatuh sakit. Namun kembali melakukan kemaksiatan saat sembuh. Saat bahaya menimpamu, engkaupun menangis. Namun saat kuat, engkau menjadi lebih buruk.

Banyak kesulitan yang dibebaskan darimu. Berapa banyak bencana yang telah dihilangkan darimu? Berapa banyak dosa yang ditutupi darimu? Namun sepanjang hari kau mempertontonkannya.

Tidakkah engkau takut ketika kematian tiba,engkau melakukan-melakukan kesalahan? Engkau lupa akan karunia Tuhan yang telah mencurahkan karunia kepadamu. Namun engkau tidak pernah menyesal dan takut.

Tidak sedikit engkau berjanji dan mengingkarinya. Dan engkau pun lupa setiap kebaikan. Susullah sebelum engkau dipindahkan dari tempat tinggalmu. Menuju kuburan yang memanggilmu.

Sang guru keluar meninggalkan muridnya dengan membawa berbagai pelajaran yang memenuhi mata. Ia berkata, “Ya Allah! Anugerahkanlah aku husnul khatimah. Berapa banyak jiwa yang diperdaya, padahal sebelumnya berpuasa dan bangun malam.”

Beberapa hari kemudian, muridnya meninggal dunia. Manshur masih berduka dan memohon kepada Allah agar murindanya mendapatkan limpahan ampunan dan rahmat yang luas.

Kita sering terperdaya atau memperdaya ibadah kita. Bukan semata-mata karena Allah, tetapi karena sebab lain. Dan itu akan lebih merugikan diri kita sendiri.
--
Ramadhan ke-6
Selasa, 23 Juni 2015
Ahmad Shobirin Obiyoso

Senin, 22 Juni 2015

Menghilangkan Kecemasan

Alasan kuat seseorang mengejar kekayaan adalah untuk menjauhkan diri dari cemasnya kemiskinan. Ketenaran dicari oleh mereka yang menghindari kecemasan diabaikan orang lain. Kita mencari ilmu sebab untuk menghindari rasa cemas akan kebodohan.

Kita bercakap-cakap dan menggunjing orang lain hanya karena kita berpikir bahwa hal itulah yang mampu mengusir rasa cemas terhadap kesendirian dan keterkucilan. Kita makan, minum, berpakaian, bermain, bercinta, tamasya, dan lain-lainya demi menjauhkan diri dari kecemasan.

Lalu kita mengerti bahwa ada jalan yang hakiki untuk menjauhkan diri dari kecemasan. Yakni beribadah kepada Allah. Apapun yang kita lakukan, jika hal itu menyertakan Allah. Maka itu bernilai ibadah. Dan itu menenangkan.

Hanya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang.

~
Catatan Ramadhan ke-5
Senin, 22 Juni 2015
Ahmad Shobirin Obiyoso
~

Jumat, 19 Juni 2015

Berteman dengan Tuhan

Lumayan. Itu penilaian puasa Ramadhan hari kedua. Lebih menjiwai dari pada kemarin.

Kalau iman lemah, hal-hal yang sebenarnya remeh bisa jadi alasan untuk meninggalkan ibadah. Kenapa ndak puasa? Waduh ndak sahur. Kenapa ndak sholat? Pakaianku najis. Dan lain lain.
Padahal ada nikmat yang luar biasa manakala muncul pertumbuhan spiritual.

Siraman air sejuk Tuhan akan mengalir ke hati kita, jika hati merendah. Kita semestinya selalu terhubung dengan Tuhan. Sebab, keterputusan hubungan dengan Tuhan akan membuat hati kita, layu.

Dunia begitu ramai. Pikiran-pikiran kita silih berganti. Hati dihinggapi kecemasan yang selalu datang. Hingga kita mungkin sulit untuk menyediakan ruang suwung agar air sejuk Tuhan masuk. Ruang agar kita bisa duduk tenang diterangi cahayaNya yang menyegarkan hati.

Tuhan selalu menemani.

Dikisahkan, Ibrahim bin Adham gemar menyepi dan menyendiri. Ia ditanya mengapa ia tidak bergaul dengan orang-orang. Mungkin kalau sekarang, mengapa ia tak sempat sekedar ngopi di warkop.

Lalu beliau menjawab, "Kalau aku berteman dengan orang-orang yang ada di bawahku, ia akan menyakitiku dengan kebodohannya. Jika aku berteman dengan orang yang ada di atasku, niscaya ia akan menyakitiku dengan bualannya. Jika aku berteman degan orang yang sepertiku, niscaya ia akan dengki. Karena itu, kutemani Tuhanku. Tidak ada kejemuan jika bersahabat denganNya. Tidak akan terputus jika terhubung denganNya. Tidak akan terasing jika akrab bersamaNya."

~
Jumat 19 Juni 2015
Ramadhan ke-2
Ahmad Shobirin Obiyoso

Kamis, 18 Juni 2015

Berpikir Sederhana

Seringkali kita berpikir rumit. Mengandalkan emosi dan prasangka. Padahal harusnya bisa simpel. Seperti dalam sebuah kisah berikut:

Bersama para pengawalnya--kalau sekarang ajudan atau paspampres--Khalifah Harun al Rasyid meninjau langsung rakyatnya pada malam hari. Khalifah memasuki masjid dan tanpa sengaja, karena suasananya begitu gelap, menabrak orang yang sedang tidur. Orang itu terbangun dan menghardik Khalifah, "Apa kamu gila?!"

"Tidak," jawab Khalifah.

Para pengawalnya hendak memukul orang itu karena berlaku tidak sopan, namun dicegah Khalifah.

"Jangan! Jangan! Dia hanya bertanya apakah saya sedang gila. Dan sudah saya jawab tidak."

#catatanramadhan

Selasa, 19 Mei 2015

Ngopi, Membaca, Menua

Selamat hari buku, oh sudah lewat ya? Lewat mana tadi, kok ndak lihat. Hehe. Ah ndak masalah, anggap saja setiap hari adalah hari buku.

Terimakasih saya sampaikan kepada Warkop Buku​. Sebab ia telah memberikan hadiah buku yang bagus pada saya “The Greatness Guide” karya Robin Sharma.

Saya tertarik dengan buku ini sebab ada endorsment dari Paulo Coelho, salah satu penulis yang saya sukai. Di dalam endorsment itu ia mengatakan bahwa buku-buku Robin Sharma telah menolong orang-orang di seluruh dunia untuk menjalani hidup yang luar biasa.

Saya penasaran. Sembari ditemani kopi, saya membaca buku itu. Dan betul saja. Isinya menyentuh hati dan pikiran saya. Mencerahkan dan mengisnpirasi. Tulisan-tulisannya lembut. Di buku yang berjumlah 258 halaman ini berisi 101 judul tulisan.

Setiap tulisan rata-rata dua halaman saja. Sehingga kita bisa menyediakan sekedar satu menit untuk membaca satu judul tulisan. Kalau ditemani dengan secangkir kopi, mungkin satu tulisan, cukup satu sruputan kopi. Meski tulisannya pendek, namun efek yang ditimbulkan dari membacanya tidaklah pendek. Pikiran menjadi berkembang dan lebih positif. “Pikiran yang telah berkembang karena suatu ide baru”, kata Wandel Holmes yang dikutip Robin “tidak akan kembali ke dimensi aslinya”.

Bagi yang tidak (belum) menyukai membaca, mungkin akan berpikir berkali-kali untuk sekedar beli buku. Padahal harga buku mungkin hanya seharga 2 sampai tiga kali makan siang. Ada baiknya kita kurangi pengeluaran untuk biaya makan, dan kita gunakan untuk membeli buku bagus. Jika tak ada waktu untuk ke toko buku, bisa memilihnya di online shop seperti di Warkop Buku.

Dan tak perlu cemas untuk menginvestasikan uang untuk sebuah buku bagus. Sebab, mendapatkan satu ide dari sebuah buku, akan membawa ke satu tingkat baru dan mengubah cara kita memandang dunia. Buku-buku akan membentuk pemikiran dan nilai filosofi pribadi kita. Kalau kita sudah punya kebiasaan membeli buku dan belum sempat membacanya, kita tak usah merasa resah, bersalah, atau sia-sia. Toh kita sudah membangun perpustakaan kita. Dan itu sesuatu yang indah bukan?

Membaca buku karya seseorang yang kita hormati, berarti kita berdialog dengannya. Seakan-akan dia hadir di samping kita. Apalagi lagi dengan ngopi, seakan ngopi bersama. Tentu hal itu akan membuat kecerdasan dan kebijaksanaan mereka melekat pada kita. Mata yang digunakan mebaca buku yang bagus, tidaklah menjadi mata yang sama ketika ia memandang dunia. Tangan yang meletakkan buku bagus yang telah selesai dibaca, tidak akan pernah sama lagi.

Dalam tulisan yang lain “Belajar atau Menua” ia bercerita pernah mendapatkan kesempatan bercakap-cakap dengan Shimon Peres, mantan perdana menteri Israel dan pemenangNobel Perdamaian. Robin bercerita mata Simon Peres berbinar-binar ketika ia berbicara mengenai buku, ide-ide besar dan pembelajaran. “Mr. Peres, kapan anda membaca” tanya Robin dan dijawab “Robin, kapan saya tidak membaca? Saya membaca ketika bangun di pagi hari, kapan saja saya bisa selama siang hari, dan setiap malam. Sebagian akhir minggu saya habiskan untuk membaca buku. Buku adalah teman tetap saya. Jika Anda makan tiga kali sehari, Anda akan kenyang. Namun jika anda membaca tiga kali sehari, Anda akan bijaksana.”

Membaca adalah salah satu obat anti penuaan, sebab ia sarana yang asik dalam belajar. Sepanjang kita belajar sesuatu setiap hari, melebarkan batas kemampuan kita, dan memperbaiki cara berpikir kita, kita tidak akan menjadi tua. Penuaan itu terjadi pada orang yang kehilangan semangat untuk menjadi lebih baik dan putus hubungan dengan rasa tahu yang alamiah. Satu ide yang kita temukan dalam buku dapat mengubah cara pandang kita terhadap dunia, mengubah cara kita berkomunikasi dengan orang lain serta dapat membantu kita hidup lebih lama dan bahagia.

Semoga tak terjadi bahwa orang tak lagi memegang buku untuk dibaca setelah selesai sekolah. Dan juga tak berharap bahwa banyak orang yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton TV dan ber hahahihi tanpa arti di media sosial dari pada menyelami pemikiran terdalam orang-orang sukses yang telah menapaki bumi ini. Semoga kita tak menutup pikiran terhadap wawasan-wawasan baru dan pemikiran-pemikiran yang hebat.

Dan ketika keluar dari rumah, jangan lupa membawa bekal buku.

Mari ngopi, membaca, agar tak menua sia-sia.

@pakguruobi

Sabtu, 18 April 2015

Memindahkan Beban Hati

Syahdan, seorang wali yang mengetahui bahasa hewan menanyai seekor unta apakah ia lebih menyukai menaiki bukit atau menuruninya. Unta itu menjawab, "Yang terpenting bagiku bukanlah menaiki bukit atau menuruninya, melainkan bebannya!"

Pun begitu dengan kita, keterikatan dengan pernak pernik kehidupanlah yang seringkali melelahkan perjalanan hidup kita.

Berhenti, dan heninglah. Lalu rasakan Tuhan memindahkan beban-beban hatimu.

Kamis, 26 Maret 2015

#Tangi: Syukuri(n)!

Agama agama besar Islam, Kristen, Yahudi, Budha, Sikh dan Hindu semuanya mengajarkan tentang syukur.

Muhammad pernah bersabda bahwa bersyukur atas kelimpahan yang telah anda terima adalah jaminan terbaik bahwa kelimpahan akan berlanjut.

Buddha mengatakan bahwa tidak ada perjuangan yang perlu anda lakukan kecuali untuk bersyukur dan bergembira.

Yesus mengucapkan terima kasih sebelumnya ia melakukan setiap mukjizat.

Raja daud berterima kasih kepada seluruh dunia atas segala sesuatu di antara langit dan bumi.

Lao Tzu mengatakan bahwa jika anda bergembira dengan apa yang ada seluruh dunia akan menjadi milik anda.

Krisna mengatakan bahwa apapun yang ia persembahkan ia terima dengan gembira.

Syukur itu ajaib dia bisa menjadikan sesuatu menyenangkan dan penuh makna terlepas dari apapun keadaannya saat ini syukur itu menjadikan hidup kita lebih kaya, makmur, sentosa, pribadi bangsaku ayo maju maju ayo maju maju ayo maju maju. (hehe)

Syukur akan meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan level yang lebih tinggi daripada yang pernah kita rasakan sebelumnya.

Ketika kita mempraktikkan syukur kita akan mengerti mengapa hal hal tertentu di dalam hidup kita tidak berjalan sesuai harapan kita dan mengapa hal hal tertentu tidak ada dalam hidup kita. Ketika kita menjadikan syukur sebagai cara hidup setiap pagi, kita akan bangun dengan sangat gembira karena masih hidup.  Kita akan mendapati diri jatuh cinta pada hidup segala sesuatu akan tampak mudah dan akan merasa seringan yang dulu dan lebih bahagia dibandingkan yang pernah kita rasakan sebelumnya. Ketika tantangan datang, kita akan tahu cara mengatasinya dan belajar setiap hari akan terasa ajaib setiap hari akan dipenuhi jauh lebih banyak keajaiban.

Wis pokoke alhamdulillah...

@pakguruobi

Sabtu, 21 Maret 2015

Sepi, tapi Tak Kesepian

Pernah kesepian? Ah kasihan sekali. Karena itu, sengajalah menyepikan diri. Nyepi. Ia bentuk kata kerja aktif. Yang bisa berarti meninggalkan keramaian. Dan karena ditinggal, keramaian menjadi merasa kesepian. Kasihan keramaian. Sebaliknya, jika kau kesepian, kamu bersikap pasif. Keramaian meninggalkanmu. Itu ndak keren. Kita tahu rasanya sakitnya di abaikan. Di sini kan sakitnya??! (jangan lupa tunjuk dada)

“Kesepian mengungkapkan kepedihan hati karena kesendirian”, Kata Paul Tillich “Dan menyendiri mengungkapkan kesenangan kesendirian kita”

Mungkin saat ini kita masih merasa muda. Sehingga jarang dihinggapi kesepian. Namun, kata orang-orang, bahwa nanti semasa tua, kita akan akrab dengan kesepian itu. karena itu, kita harus punya cara agar tak kesepian. Aku ingat sebuah kisah Paulo Coelho di bukunya “Seperti Sungai yang Mengalir”.

Ada perempuan tua berdiri di area untuk pejalan kaki di Avanida Atlantica Copacabana (tentu saya belum pernah ke sana). Ia membawa sebuah gitar dan ajakan yang ditulis tangan “Mari bernyanyi bersama-sama.” 

Dia mulai memetik gitarnya sendirian, kemudian datanglah seorang pemabuk, dan seorang perempuan lainnya, lalu kedua orang itu mulai menyanyi bersama. Tak lama kemudian, sejumlah orang ikut bernyayi, dan sekelompok kecil orang-orang lainnya menjadi penonton. Mereka yang menonton bertepuk tangan setiap kali sebuah lagu selesai dinyanyikan.

“Kenapa Anda melakukan ini?” tanya Paulo pada perempuan itu ketika jeda di antara dua lagu.

“Supaya tidak sendirian,” Jawabnya. “Hidup saya sangat sepi, seperti yang dialami hampir semua orang yang sudah tua.” Lanjutnya. 

“Seandainya saja setiap orang menyelesaikan masalah-masalah mereka dengan cara seperti  ini” Pikir Paulo.

Maka, jika kau kesepian, saran saya, berdirilah di tengah perempatan jalan raya, lalu bernyanyi-nyanyilah. Yakin! kau tak kan kesepian.   

| @pakguruobi

Jumat, 20 Maret 2015

Bertemu Babonnya Setan

Jangan tidur dulu, saya mau cerita. Ceritanya menarik. Kalau ndak menarik, boleh tidur dulu. karena itu baca sampai tuntas, lalu simpulin menarik atau tidak.

Begini ceritanya. Ada seorang penceramah yang pada suatu pertemuan di masjid ia berkata, “Apabila seseorang bermaksud bersedekah, 70 setan akan datang. Mereka akan bergelantungan pada tangan dan kakinya, untuk merintanginya bersedekah.” Ketika mendengarini, seseorang di antara hadirin berkata, “Akan kuperangi 70 setan itu.”

Dengan sebuah tekad yang kuat, ia keluar dari masjid untuk kembali ke rumahnya dan mengisi kantong kainnya dengan gandum. Ia bertekad untuk menyedekahkan gandum itu. Kemudian, istrinya datang, mengajaknya bertengkar, dan melawannya hingga gandum itu berceceran. Laki-laki itu kembali ke masjid dengan tangan hampa. Penceramah bertanya, “Apa yang telah anda lakukan?” Ia menjawab, “Saya berhasil mengalahkan 70 setan. Tetapi induknya datang. Ia berhasil mengalahkanku”.

Begitu ceritanya. Menarik? Lanjutkan membaca! Jika tidak, tidurlah.

Cerita itu diriwayatkan oleh Al-Fakhr al-Razi yang di kutip oleh Jalaluddin Rahmat dalam bukunya “Quranic Wisdom”. Mungkin peristiwa itu cuma parodi. Namun, beliau ingin menegaskan bahwa ada dua macam setan. Yang tampak dan yang ngumpet. Mana yang lebih berat dilawan? Bisa dua-duanya, bisa salah satunya. Kalau dari cerita di atas yang lebih berat dilawan itu yang tampak. Ia bisa menjelma menjadi istri/suami, anak-anak, kawan sekantor, atau tetangga. Dan kekuatan mereka bisa jadi 70 kali lebih besar dari yang ngumpet. Hehe.

Tapi bisa jadi sebaliknya. Yang lebih sulit dilawan itu setan yang ngumpet. Musuh yang batin. Kalau setan yang tampak atau musuh lahir, biasanya berkenaan dengan harta dunia. Kalau yang batin menyangkut keyakinan kita. Kalau setan yang tampak bisa menyerang kita di rumah, tempat kerja, di jalan-jalan, atau di medan tempur. Kalau kita melawannya dan menang, kita dapat pahala dan jika mati dalam perlawanan itu, kita mati syahid. Sedangkan mush batin itu menyerbu langsung ke hati kita. Dan hati itu lebih luas daripada langit dan bumi. Maka melawan setan batin jauh lebih dahsyat dari pada perang lahir. Lha kalau musuh batin itu mengalahkan kita. Celaka duabelaslah kita. Matinya mati sangit. Modiar.

Karena itu melawan musuh batin itu bisa disebut jihad akbar. Bukan Jodha Akbar. Trus gimana mengatasinya?  Jangan ke pegadaian, meski ia bisa mengatasi masalah tanpa masalah. Lalu kemana? Ke Allah dong! Wiez guaya.

Begini, Hati itu, adalah taman Tuhan yang ada dalam diri manusia. Orang yang lemah menjadi kuat jika ia masuk ke dalam perlindungan Raja Yang Perkasa. Masuklah dalam perlindungan-Nya sehingga engkau sanggup mengeluarkan setan dari taman hatimu. Ucapkanlah isti’adzah dengan kemantapan hati.

A’udzubillahi minasy syaithonirrojiim… (Aku berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk)
Syukur alhamdulillah, setelah membaca ini syetannya langsung ngantuk. Hoaaahmm…

| @pakguruobi

Kamis, 19 Maret 2015

#Tandur: Bertemu Orang Sulit

Malam ini sebelum bobo' kita ngomongin satu hal dulu ya... Yakni orang sulit. Semoga ndak sulit.

Gini, selagi masih di dunia, kita selalu saja akan menemui orang sulit. Orang sulit itu orang yang nggak mau mudah. Tentunya. Ia sukanya menyulitkan diri, juga orang lain.

Tapi kalau dipikir-pikir, sudahlah. Gak usah sulit-sulit cari atau meladeni orang yang sulit. Nanti malah kita nanti jadi kesulitan. Lalu, jadi makin sulit hidup kita.

Tapi sulitnya, kita selalu menemui orang sulit itu. Lha wong orang sulit itu kita sendiri kok. Haha.

Mudah kan bertemu orang sulit itu?!

Doain aja biar ndak sulit. Sekarang bobo sana. Ndak sulit kan?

| @pakguruobi

4 GAYA KOMUNIKASI NLP

Dalam berkomunikasi kita mempunyai 4 gaya yang kita gunakan. Namun, dari keempat gaya tersebut, selalu ada gaya yang dominan. Yang manakah gaya komunikasimu? Jika kita memahami gaya kita sendiri dan juga mengetahui gaya orang lain, niscaya komunikasi kita akan lebih efektif. Sebab kita bisa menyelaraskan dengan komunikasi orang lain. Hubungan kita pun akan lebih baik.   

1 | GAYA KOMUNIKASI VISUAL 

SIFAT-SIFAT UMUM
  • Memandang segala sesuatunya sebagai gambar.
  • Mengingat dengan menciptakan gambaran-gambaran visual dalam pikiran mereka.
  • Belajar lebih cepat.
  • Mudah bosan ketika mereka tidak punya rencana.
  • Menghargai waktu. Memulai dan mengakhiri semua dengan tepat waktu.
  • Lebih suka gambaran besarnya dibandning dengan detailnya.
KATA/FRASA YANG SERING DIGUNAKAN
  • Itulah pandangan saya.
  • Itu tidak cukup jelas.
  • Persoalan itu masih gelap.
  • Bisakah anda terangkan persoalan itu?
  • Demikianlah pengamatan saya.
  • Senang melihatmu lagi.
  • Wah, lama tidak kelihatan.
  • Sampai bertemu lagi.
  • Kamu tampak luar biasa.
  • Fokus.
  • Bayangkan.
  • Tunjukkan.
  • Tataplah.
  • Amati.
  • Mencerahkan.
  • Samar.
YANG DISUKAI ORANG LAIN DARI MEREKA
  • Mudah beralih dari satu topik ke topik yang lain.
  • Piawai dalam memahami gambaran besar atau visi dan bekerja berdasarkan hal itu.
  • Pengelola waktu yang hebat.
  • Ahli mencetuskan gagasan visi masa depan.
YANG KURANG DISUKAI ORANG LAIN DARI MEREKA
  • Mereka menjadi kaku dan tak luwes jika ada perubahan jadwal.
  • Mereka tak sabar jika mendengarkan atau membaca perincian.
  • Mereka cenderung melewatkan perincian.
  • Tak sabar dengan orang lain.
  • Mereka cenderung membuat orang lain dan diri mereka sendri terburu-buru.
YANG MEMBUAT DIA STRES ATAU KEHILANGAN KENDALI
  • Menjadi kaku dan tak luwes jika gambaran dikepala mereka berubah terlalu cepat atau terlalu sering
  • Mereka tak sabar dengan terlalu banyak kata, detail, dan pembicaraan yang tak putus putus.
  • Mereka kesal jika tugas tidak diselesaikan tepat waktu atau jika seseorang terlambat datang pada waktu yang telah dijanjikan.
CARA MEMBANTU ORANG VISUAL KEMBALI TENANG
  • Berilah mereka pemberitahuan yang cukup banyak ketika membuat perubahan atas jadwal mereka.
  • Berilah informasi yang jelas dan singkat.
  • Sarankan mereka untuk menyediakan waktu untuk mengatur dan merapikan kamar atau ruang kerja mereka.
  • Sarankan mereka untuk merencanakan kegiatan masa depan, apakah itu suatu liburan atau kegiatan-kegiatan baru.  
2 | GAYA KOMUNIKASI AUDITORI
SIFAT-SIFAT UMUM
  • Mengingat apa yang mereka dengar—kata demi kata.
  • Belajar dengan mendengarkan dan biasanya tanpa mencatat.
  • Pintar bercerita.
  • Berbicara kepada diri sendiri ketika bekerja atau berkonsentrasi (anda akan sering mendengar mereka membuat suara seperti ahhh…., hmmm…, oooh…, yaaa…).
KATA/FRASA YANG SERING DIGUNAKAN
  • Katakan sekali lagi.
  • Nada bicaranya serius sekali.
  • Program itu sudah dicanangkan.
  • Ucapan itu tidak enak di telinga saya.
  • Masalah itu tak usah digembar-gemborkan.
  • Sudahlah, tak usah diributkan kembali.
  • Simaklah uraiannya.
  • Nada.
  • Berceloteh.
  • Hening.
  • Membahana.
YANG DISUKAI ORANG LAIN DARI MEREKA
  • Mereka biasanya adalah pembicara yang fasih dan pintar bercerita.
  • Mereka dalah orang yang banyak “ide” bagus untuk bertukan pikiran (brainstorming).
  • Mereka menyukai diskusi dan memberikan deskripsi atau penjelasan yang panjang.
  • Banyak dari mereka adalah penulis dan editor yang piawai.
  • Mereka suka melakukan perbaikan (baik terhadap hal maupun proses).
YANG KURANG DISUKAI ORANG LAIN DARI MEREKA
  • Mereka cenderung berterus terang, kasar dan tampak terlalu apa adanya.
  • Sulit bersikap diplomatis.
  • Mereka memberikan pendapat yang keras baik diminta maupun tidak.
  • Mereka cepat marah jika merasa tidak didengarkan.
  • Sering menyela dan sulit membiarkan orang lain menyelesaikan ucapan mereka.
  • Mereka cenderung melompat dari topik ketopik.
  • Mereka akan merajuk atau menarik diri ketika ide-ide mereka tidak diterima.
  • Mereka jatuh cinta pada suara mereka sendiri.
  • Mereka akan mengulang-ulang kata-kata mereka sampai mereka yakin bahwa mereka telah didengar.
YANG MEMBUAT DIA STRES
  • Jika ide mereka ditentang dan ditolak, mereka akan menarik diri dan frustasi.
  • Mereka bisa meninggikan suara bila merasa tak didengarkan dan akan berbicara dengan kasar.
  • Memburu-buru mereka ketika mereka berbicara.
  • Menyela mereka terlalu sering.
  • Ada suara berisi di latar belakang yang tak bisa mereka matikan.
CARA MEMBANTU ORANG AUDITORI KEMBALI TENANG
  • Tunjukkan bahwa anda terbuka bagi masukan-masukan dan ide-ide mereka.
  • Katakan kepada mereka bahwa anda akan menjadi pendengar ide-ide mereka pada waktu tertentu.
  • Berikan perhatian penuh anda sebagai seorang pendengar.
  • Jika mereka melantur dari topik, atau bermain-main terlalu lama, dorong mereka perlahan-lahan kembali ke jalur, dan bantu mereka untuk fokus pada apa yang sebenarnya mereka inginkan.
3 | GAYA KOMUNIKASI KINESTETIK 

SIFAT-SIFAT UMUM
  • Biasanya berbicara pelan.
  • Paling mudah belajar dengan melakukan.
  • Membutuhkan waktu untuk “merasakan dengan cara mereka” terhadap informasi baru.
  • Bisa mengatakan bahwa mereka “merasakan” sesuatu itu baik atau salah saat diminta untuk mengambil keputusan.
  • Memiliki kecenderungan mengambil waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan atau situasi baru ataumengubahnya menjadi seperti yang telah mereka akrabi.
KATA/FRASA YANG SERING DIGUNAKAN
  • Ayo kita sentuh persoalan ini.
  • Saya mulai menangkap maksudnya.
  • Hati-hati di jalan.
  • Mari kita duduk bersama.
  • Aku senang kamu menelpon.
  • Terkait
  • Menekan
  • Menggenggam
  • Menyerang
  • Nyaman
  • Tersandung
  • Keras
  • Lembut
  • Bermain
  • Merasa
  • Kuat
  • Bersama
  • Hubungan
YANG DISUKAI ORANG LAIN DARI MEREKA
  • Mereka pandai dalam membangun hubungan.
  • Mereka sangat setia.
  • Mereka menyayangi dan mendukung.
  • Mereka berorientasi detail.
  • Mereka adalah pemain tim yang hebat.
YANG KURANG DISUKAI ORANG LAIN DARI MEREKA
  • Sebagian besar sulit mengambil keputusan dengan cepat.
  • Mereka kewalahan jika dihadapkan dengan terlalu banyaknya pilihan.
  • Mereka cenderung memberikan lebih banyak detailbdaripada yang dibutuhkan atau diinginkan oleh kebanyakan orang.
  • Mereka bisa amat lambat dan bekerja prosedural sehingga membutuhkan lebih banyak waktu daripada orang lain dalam menyelesaikan sebuah tugas.
  • Mereka ingin merasa dibutuhkan dan karena itu bisa sangat menuntut dalam hubungan pribadi maupun organisasi.
YANG MEMBUAT DIA STRES ATAU LEPAS KENDALI
  • Merasa diabaikan atau ditinggalkan.
  • Ketika tak merasa nyaman atau percaya diri dalam sebuah situasi atau hubungan, mereka menuntut perhatian.
  • Ketika merasakan suasana atau hubungan yang memburuk, mereka bisa menarik diri, baik secara fisik maupun emosional.
  • Terlalu banyak pilihan atau tugas yang rumit, mereka bisa kewalahan dan menghindari melakukan apa yang perlu dilakukan.
  • Ada yang menghentikan kesenangan dan mematikan kreatifitas mereka dengan terlalu menganalisis. Sehingga mereka nyaris tidak melakukan apa pun untuk menghindari konflik dan cenderung menjadi pasif alih-alih membela diri atau menyuarakan sebuah pendapat.
CARA MEMBANTU ORANG KINESTETIK KEMBALI TENANG
  • Tanyakan kepada mereka cara apa danbagaimana yang paling tepat untuk mendukung mereka.
  • Beri mereka waktu untuk menyendiri di ruangannya.
  • Doronglah mereka untuk memisahkan perasaan mereka dengan perasaan orang lain.
  • Berikan mereka panduan yang mereka butuhkan untuk mengambil tindakan dan terus bergerak maju.
  • Jangan menjejali mereka dengan terlalu banyak informasi sekaligus. Pecahlah menjadi langkah kecildan kabarkan kepada mereka “tangga-tanggal mulai” jauh-jauh hari.

4| GAYA KOMUNIKASI DIGITAL 

SIFAT-SIFAT UMUM
  • Mengingat dengan langkah-langkah dan urutan-urutan.
  • Mengolahinformasi dengan cara metodis, rasional, dan logis.
  • Sangat berorientasi detail.
  • Memiliki kebutuhan yang kuat untuk memaknai dunia sekeliling mereka.
  • Belajar dengan mengolah hal-hal di dalam pikiran mereka.
  • Membutuhkan waktu untuk memproses informasi baru.
KATA ATAU FRASA YANG SERING DIGUNAKAN
  • Tak diragukan lagi.
  • Kata demi kata.
  • Menggambarkan secara mendetail.
  • Saya akan pikirkan hal ini.
  • Memaknai hal ini.
  • Memusatkan perhatian pada …
  • Saya tahu apa yang kamu maksudkan.
  • Urutan.
  • Perubahan.
  • Awal/akhir.
  • Persepsi.
  • Halo
  • Ya…
  • Sekian dulu.
  • Sampai nanti.
YANG DISUKAI ORANG LAIN DARI MEREKA
  • Mereka ahli memecahkan persoalan yang rumit.
  • Mereka ahli strategi yang hebat.
  • Mereka unggul dalam mengurutkan dan menyusun tugas atau proyek.
  • Mereka amat piawai dalam mengolah detail.
  • Mereka amat mahir dalam merencanakan acara.
  • Mereka melihatbagaimana bagian-bagian saling melengkapi untuk menciptakan “gambaran besarnya”.
  • Kesetiaan mereka begitu kuat.
YANG DISUKAI ORANG LAIN DARI MEREKA
  • Mereka lambat memercayai orang baru, hal-hal baru,dan bahkan konsep-konsep baru.
  • Mereka tak suka disela.
  • Mereka bisa menjadi keras kepala dan suka diminta untuk melakukan sesuatu alih-alih disuruh.
  • Mereka tidak membagi-bagikan informas idan harus diminta secara khusus.
YANG MENEYEBABKAN MEREKA STRES ATAU LEPAS KENDALI
  • Ketika jadwal mereka terganggu atau rutinitas mereka dikacaukan, mereka cenderung menjadi kaku dan keras kepala.
  • Ketika keteraturan mereka terganggu, mereka mencoba mengembalikannya sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau perasaan orang lain.
  • Ketika mereka stres, mereka menarik diri dari komunikasi.
  • Mereka bisa stres akan hal-hal yang mungkin terjadi suatu ketika pada masa depan.
CARA MEMBANTU ORANG DIGITAL AGAR KEMBALI TENANG
  • Tanyakan kepada mereka apa yang mereka butuhkan untuk memperbaiki keadaan.
  • Beri mereka waktu sendirian untuk berpikir.
  • Dorong mereka untuk makan, sebab mereka lupa makan jika sangat sibuk dalam tugas.
  • Ingatkan mereka untuk memercayai proses yang sedang berlangsung, dan dorong untuk tak terlalu mengkhawatirkan masa depan. 


Sumber bacaan: 
Michael J. Losier, Law of Connection 
Mengungkap Rahasia Sukses Menjalin Hubungan Pribadi dan Bisnis.
[]

@pakguruobi