Salam

Terimakasih atas kesediaanya membaca tulisan-tulisan dalam blog ini. Semoga memberi manfaat. Keselamatan, kesejahteraan dan berkah Tuhan semoga senantiasa melingkupi kita semua. Mari menikmati hidup ini...

Rabu, 04 Januari 2012

Meneliti kata-kata kita

Seringkali tanpa terasa mulut kita berbicara dengan kata-kata yang menyakitkan hati orang lain, entah apakah itu kita menyadari atau tidak. Mungkin hanya karena sekedar gurauan seorang teman bisa marah. Mungkin karena nasehat yang kurang pas membuat orang semakin benci kepada kita. Mungkin karena pujian yang tak tulus, membuat orang menjauh kepada kita. Terhadap kata-kata yang baik saja kita saring salah memahami dan disalahpahami.
Mungkin juga kita perlu meneliti terhadap apa yang kita katakan. Tentang nasehat, ide, atau yang lainnya, sudahkan kita melaksankannya? “Jika berkata-kata ingatlah tindakan, jika bertindak ingatlah kata-kata”, begitulah ujar Konfusius.

Ya. Begitulah kita. Kadangkala pandai berkata tentang kebaikan, namun kita belum bisa merealisasikan apa yang kita katakan. Kita sering bertindak yang buruk padahal kita menganjurkan kebaikan. 

Minggu, 01 Januari 2012

Di Jalanan Pagi

Wahai saudara-saudara yang gemar tidur dipagi hari. Kau akan menyesal jika tak bangun pagi. Segar sekali. Jika dirutinkan tubuh ini akan sehat. Pikiran cemerlang. Maka jika tidak dirutinkan, tubuhmu penyakitan dan akan bodho thela thelo. Haha.

Sehabis subuh istriku memaksa agar aku jalan-jalan atau lari-lari. Ia singkirkan selimut hangat. Ia ambilkan kaos oblong dan trining. Ia buatkan teh hangat. Secangkir semangat pagi. Agar ndak tidur-tiduran. Juga ndak malas-malasan. Biar perut ndak gendut, begitu katanya. 

Istriku berkata, “pinter itu harus sehat, jangan sampai pinter tapi sakit-sakitan”. Berarti ia menyadari kalau aku pinter. Hehe. Aku membalasnya, "itu masih lebih baik dari pada bodho tela-telo meskipun sehat." Aku berpikir sejenak apa yang dikatakan istriku. benar juga.  pintar juga ia. hehe. 

Nampaknya karunia terbesar yang diberikan Tuhan kepada kita adalah Tubuh yang sehat. Dan kita patut untuk meraihnya.

Orang bilang, siapa yang berangkat pagi-pagi, ia akan dapat lebih banyak. Tepat. Banyak hal yang aku dapat dari pada biasanya. Pagi memang inspiratif.

Berjalan-jalan di kampung Surabaya, dari gang ke gang. Banyak orang yang memulai kerjanya, ibu-ibu belanja dari tukang sayur, bapak yang mengajak anak balitanya jalan-jalan, orang sedang ngelap motor tuanya, jadi inget aku yang ndak pernah ngelap motorku. Ada kakek yang menaburkan jagung yang sudah diselep pada pitik-pitik kecilnya, ada yang mempersiapkan rombong jualan pecel dan lain sebagainya. Sungguh mereka para pengeja udara pagi.

Kemudian berjalan disamping rel kereta api. Tapi bukan mau bunuh diri. Kulihat jalan raya A. Yani Surabaya arusnya seperti sungai dipegunungan, motor dan mobilnya seperti airnya yang deras mengalir. Namun ada juga yang santai. Bagai daun yang jatuh dari pepohonan.

Biar otot kaki mengencang maka aku berlari-lari kecil di depan kantor inspeksi BRI Surabaya. Ada jalan pavingan di sana. Kulepas sandal yang bergerigi-rigi, sandal refleksi. Tanpa sepatu. Ada satu orang yang juga lari-lari. Empat putaran bolak-balik sudah cukup. Cukup capek. Kalau dipaksakan nanti betis rasanya merengkel. Besok pasti ndak kuat lari lagi. Memang perlu pembiasaan, agar otot-otot ini menjadi kuat. Jantung dagdigdug mengeras. Setelah berlari kulakukan pendinginan dengan mengambil nafas sembari berdzikir--mumpung lagi ingat--karena seringnya kita lupa ingat kepada Ia yang memberikan udara ini kepada kita. Biar dapat pahala dari bernafas. Mensyukuri udara gratis yang sejuk.

Kemudian jalan lagi. Masuk ke perumahan komplek Jemur Andayani. Sepi. Tak seperti perkampungan kota. Jarang kulihat orang-orang yang berkatifitas. ada beberapa, nampaknya para pembantu rumha tangga yang sedang dari atau akan belanja. Rumah-rumah yang berpagar tinggi. Apa mungkin karena ini banyak orang kaya yang sakit aneh-aneh. Jarang bangun pagi dan menikmatinya. Ah ndak boleh suuzon. Bisa saja kan mereka melakukan fitnes di dalam rumah.   

sebenarnya masih banyak gang yang belum aku jelajahi. Beberapa kali menemui gang buntu. setelah kemerasa cukup, kemudian kembali di depan kantor BRI. Disana ada wakop. Warkop DRS. Siswanto Cs begitu Kalau ndak salah. Namanya keren! Orangnya ramah. ternyata "DRS" bukan kependekan dari "Dokterandes", tapi kependekan dari “Di samping Rel Sepur”.

Sambil menikmati tv yang sedang menyiarkan acara indahnya Islam, aku juga memperhatikan orang-orang yang sedang ngopi. Mereka saling sapa. Ada yang mau berangkat kerja membeli banyak gorengan. Ditanya sama yang jaga warung, buat apa kok beli banyak, ternyata mau dibagikan ke taman-teman kerjanya. Masyaallah, baik sekali. Kata Rasul Amal terbaik adalah memasukkan rasa senang kepada saudaranya. Dan orang ini telah melakukannya. Meski satu orang satu gorengan saja yang bila dihargai hanya limaratus perak. Tapi mampu membuat senang saudaranya.

Ada lagi seorang sopir rental mobil yang baru datang dari bandung. Ia ngopi. Bercerita. Aku tangkap ada hal penting yang harus aku ingat, ia berkata bahwa jika nyewa sopir, yang terpenting adalah jangan sampai sopir itu lapar, kenyangkan perutnya. Maka dengan begitu nyopirnya akan tenang. Pernah suatu hari sang sopir pernah disewa oleh orang yang medit (pelit), ndak dikasih makan, maka ia memilih jalan yang agak geronjal, orang-orang yang disopirinya kaget karena terbangun dari tidur di dalam mobil. Ia sengaja melakukan itu agar ditany, ia bilang "maaf ngantuk pak, lapar". Akhirnya dibelokkan ke tempat makan.

Kopi sudah habis, aku membayarnya dengan uang lima ribuan, diberkan kembali empat ribu. Berarti harganya Cuma seribu. Masih ada saja kopi seharga seribu di Surabaya ini. pemilik warung yang bersahaja. Sopan dan ramah. Nampaknya ia menjalankan prinsip yang orang tua-tua bilang, bahwa jika kalau berjualan berkaitan dengan barang-barang pokok atau makanan jangan jual mahal-mahal biar berkah.

Berkah atau barakah itu adalah bertambahnya kebaikan terutama berkaitan dengan karunia dan kekuatan spiritual yang dianugerahkan oleh Allah kepada hambanya.  Barokah dapat ditemukan di dalam diri seseorang, tempat dan yang lainnya seperti juga rejeki. Meskipun kadangkala rejeki kita secara nominal sedikit, namun secara manfaat atau kebaikannya bisa banyak dilihat dari kuantitasnya.   

Semoga seluruh kehidupan yang kita jalani mendapatkan berkah dari Allah. Sekalian saja berharap rejeki kita banyak sekaligus berkah. Amin. Doa jangan nanggung-nanggung, kata seorang teman.

[] 

Ahmad Shobirin/catatan akhir 2011/sabtu/31desember2011