Bersama istri minggu pagi aku ke
taman Bungkul. Ada acara car free day
pada tiap minggu. Banyak orang beraktifitas, ada yang bersepeda, senam bersama,
jualan, jalan-jalan biasa, main-main dan lain sebagainya.Setelah lelah lar-lari
kecil dan senam bersama. aku melihat-lihat sepeda yang diparkir rapi.
Aku sempat berfoto dengan beberapa
sepeda onthel. Ada satu onthel yang menarik pendanganku. Aku duduk berfoto
disebelanya. Saat aku beranjak. Yang punya datang. Ia memakai pakaian pejuang.
Aku dipanggil. Kemudian ditunjukkan foto Bung Karno dengan Fatmawati.
“Lihat ini. foto Bung Karno dan Fatmawati.
Hanya saya yang punya”.
Foto itu dibentuk love dan
dilaminating. Ditempelkan pada background merah putih. Dibawahnya tertulis. “GELOMBANG
CINTA LAUT SAMUDRA, SAYA SEBRANGI SAYA TAK INGIN TERPISAH”.
Beliau pengagum Bung Karno. Namanya Pak Sadji. Disepada onthelnya ia pasangi poster Bung Karno yang sedang menghormat. Ia
bilang kalau foto ini kena angin ia seperti hidup. Ada juga beberapa benda-benda unik yang ia
cantolkan di sepedanya sebagai ornamen.
Kemudian ia bercerita banyak
mengenai Bung Karno. Mengenai kekagumannya. Ada beberapa cerita yang belum aku pernah dengar. Aku sangat tertarik mendengarkan.
“Bung Karno dinaikhajikan oleh rakyat
Indonesia. Beliau ndak mau pakai uang negara. Ia memilih untuk meminta membuat
umplung (kotak amal) ditaruh dimasjid-masjid untuk biaya naik hanjinya Bung
Karno.
Ketika di mekkah Dia ingin
bertemu raja Fadh namun sepertinya tidak mungkin. Tapi beliau punya cara.
Tiba-tiba saja beliau sudah ada di istana raja Saudi itu. Ia mengatakan bahwa
para pengawal Bung Karno dari Indonesia seperti “terlihat” seperti para
pengawal kerajaan Saudi. Ketika telah bertemu dengan raja Fadh beliau usul
kepada raja saudi untuk menghijaukan padang pasir. raja fadh bilang itu tidak
mungkin. Karena di sini padang pasir. Bung Karno berkata mungkin. Manusia punya
pikiran, Tuhan menetukan. Besi bisa terbang. Padang pasir bisa hijau. Maka sang
raja setuju. Dikirimlah dari indonesia berton-ton lumpur dari indonesia
diangkut dengan kapal-kapal dan ditanamilah dengan pohon nimba. Yang disana
disebut sebagai pohon Soekarno. Itu hebatnya Bung Karno.
Ketika fatmawati melahirkan Megawati, Bung Karno dari jakarta ke yogyakarta ditempuhnya dengan naik sepeda
ontel. Selama 6 jam. Meskipun naik onthel. Bung Karno punya ilmu sapu angin.
Kamu tau foto Bung Karno yang
sedang memakai kaca mata hitam? Yang sambil menunjuk. Apa yang dia kata? BUDAK!
Itu yang Bung Karno katakan. Imperialisme dan kolonialisme hanya akan menjadikan
kamu miskin. Tapi KAPITALISME, menjadikan kamu BUDAK!” Begitu ujar beliau dengan suara rendah namun kuat semangatnya.
Orang-orang tua itu sangat mengenal Soekarno, segenap jiwanya. Orang muda hanya sekedar mengenalnya. Tanpa
menjiwainya.
Merdeka!!!
Menyimak petuah |
[]
Ahmad Shobirin/28 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar