Salam

Terimakasih atas kesediaanya membaca tulisan-tulisan dalam blog ini. Semoga memberi manfaat. Keselamatan, kesejahteraan dan berkah Tuhan semoga senantiasa melingkupi kita semua. Mari menikmati hidup ini...

Senin, 28 Mei 2012

Onthel Pengagum Bung Karno






Bersama istri minggu pagi aku ke taman Bungkul. Ada acara car free day pada tiap minggu. Banyak orang beraktifitas, ada yang bersepeda, senam bersama, jualan, jalan-jalan biasa, main-main dan lain sebagainya.Setelah lelah lar-lari kecil dan senam bersama. aku melihat-lihat sepeda yang diparkir rapi.

Aku sempat berfoto dengan beberapa sepeda onthel. Ada satu onthel yang menarik pendanganku. Aku duduk berfoto disebelanya. Saat aku beranjak. Yang punya datang. Ia memakai pakaian pejuang. Aku dipanggil. Kemudian ditunjukkan foto Bung Karno dengan Fatmawati.

“Lihat ini. foto Bung Karno dan Fatmawati. Hanya saya yang punya”.

Foto itu dibentuk love dan dilaminating. Ditempelkan pada background merah putih. Dibawahnya tertulis. “GELOMBANG CINTA LAUT SAMUDRA, SAYA SEBRANGI SAYA TAK INGIN TERPISAH”.

Beliau pengagum Bung Karno. Namanya Pak Sadji. Disepada onthelnya ia pasangi poster Bung Karno yang sedang menghormat. Ia bilang kalau foto ini kena angin ia seperti hidup. Ada juga beberapa benda-benda unik yang ia cantolkan di sepedanya sebagai ornamen.

Kemudian ia bercerita banyak mengenai Bung Karno. Mengenai kekagumannya. Ada beberapa cerita yang belum aku pernah dengar. Aku sangat tertarik mendengarkan.

“Bung Karno dinaikhajikan oleh rakyat Indonesia. Beliau ndak mau pakai uang negara. Ia memilih untuk meminta membuat umplung (kotak amal) ditaruh dimasjid-masjid untuk biaya naik hanjinya Bung Karno.

Ketika di mekkah Dia ingin bertemu raja Fadh namun sepertinya tidak mungkin. Tapi beliau punya cara. Tiba-tiba saja beliau sudah ada di istana raja Saudi itu. Ia mengatakan bahwa para pengawal Bung Karno dari Indonesia seperti “terlihat” seperti para pengawal kerajaan Saudi. Ketika telah bertemu dengan raja Fadh beliau usul kepada raja saudi untuk menghijaukan padang pasir. raja fadh bilang itu tidak mungkin. Karena di sini padang pasir. Bung Karno berkata mungkin. Manusia punya pikiran, Tuhan menetukan. Besi bisa terbang. Padang pasir bisa hijau. Maka sang raja setuju. Dikirimlah dari indonesia berton-ton lumpur dari indonesia diangkut dengan kapal-kapal dan ditanamilah dengan pohon nimba. Yang disana disebut sebagai pohon Soekarno. Itu hebatnya Bung Karno.


Ketika fatmawati melahirkan Megawati, Bung Karno dari jakarta ke yogyakarta ditempuhnya dengan naik sepeda ontel. Selama 6 jam. Meskipun naik onthel. Bung Karno punya ilmu sapu angin.

Kamu tau foto Bung Karno yang sedang memakai kaca mata hitam? Yang sambil menunjuk. Apa yang dia kata? BUDAK! Itu yang Bung Karno katakan. Imperialisme dan kolonialisme hanya akan menjadikan kamu miskin. Tapi KAPITALISME, menjadikan kamu BUDAK!” Begitu ujar beliau dengan suara rendah namun kuat semangatnya.

Orang-orang tua itu sangat mengenal Soekarno, segenap jiwanya. Orang muda hanya sekedar mengenalnya. Tanpa menjiwainya.

Merdeka!!!

Menyimak petuah

[]
Ahmad Shobirin/28 Mei 2012

Sabtu, 05 Mei 2012

Tetap Melaju


Dalam perjalanan pulang dari Jakarta ke Surabaya, aku naik kereta api Sembrani. Berangkat dari stasiun gambir pukul setengah delapan. Sayang saat itu malam,. Tak bisa melihat pemandangan kiri kanan jendela. Gelap, yang nampak jelas hanya bayangan ruang duduk dari kaca jendela itu.  Namun hal itu juga membuat tenang, mata dan tubuh  beristirahat. Ia melaju, bersama waktu. Kereta itu membawa menembus malam, mengantarkan ke Surabaya.

Hidup akan tetap berjalan, meski kelam. Itu fase hidup. Pada saatnya nanti kita akan menemui pagi, dan tersuguh pemandangan yang menyejukkan. 

[]

Ahmad Shobirin/05/05/2012

Jumat, 04 Mei 2012

Naik, Manjer dan Turun



Ada perasaan was-was, namun mencoba untuk biasa. Ini bisa dilewati. Baru naik pesawat ya gini ini. Ternyata saat naik itu yang sedikit nggegirisi. Begitu pula turunnya.

Saat mulai naik dan turun maka pemandangan terlihat indah, namun ketika di atas, sudah tak bisa lagi melihat dengan jelas apa yang ada di bawah. Hanya awan. Ia malah menghalangi. Namun disitulah zona nyaman, kita manjer—istilah untuk tidak menarik dan mengulur layang-layang—di sana. Ada ketenangan selama tak menabrak awan. Namun tak lama, akan tetap turun.

Dalam hidup nampaknya demikian, ketika kita mulai beranjak naik, ada kebanggaan garismiring kesombongan yang tipis ketika melihat orang-orang yang berada di bawah kita. Kita tersenyum dengan pencapaian yang semakin menaik, meski ada perasaan was-was. Dan ketika mencapai atas, semua yang ada di bawah tak lagi terlihat jelas. Saking kecilnya. Terhalang awan. Saat di atas Kalau bisa jangan sampai terkena awan, meskipun tipis, karena akan menganggu keseimbangan. Sudah menjadi hukum alam—hukum gravitasi—maka, ada saatnya kita turun, kemudian muncullah perasaan khawatir. Namun disaat itulah kita bisa kembali melihat apa-apa dulu yang pernah kita tinggalkan saat di atas. Yang dulu tak terlihat, kini nampak, kita menujunya, dan menjadi bagiannya. 

[]

Ahmad Shobirin/04/05/2012

Kamis, 03 Mei 2012

Nikmatnya Orang Punya Anak


Ketika ngopi tadi, aku berbincang dengan seorang bapak. Usianya 51 tahun. Yang sekarang bekerja dalam bidang biro jasa travel. Beliau sedang mengantar seseorang diklat di BRI surabaya. Beliau bercerita banyak mengenai keluarganya.

Ia adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Semuanya lelaki. Dari kelima saudaranya hanya ia yang tidak seorang pegawai negeri. Ia merasa tidak tertarik. Ia lebih tertarik dalam dunia bisnis. Sedari muda ia berbisnis. Kata beliau, “Banyak mencoba pengalaman itu akan meminimalisasi untuk ditipu orang lain. kenapa? karena sudah tahu ilmunya”.

Ia juga bercerita mengenai anaknya. Anaknya tiga, 2 kuliah, satu masih kelas 1 SD. Perempuan, laki-laki, perempuan.

Ia bercerita kepada anak harus tega, tidak dimanja. Anak perempuan biasanya sering curhat dengan ayahnya. Sedangkan anak lelaki sering curhat dengan ibunya. Istrinya orang manado, sedangkan beliau orang madura.

Beliau berkata “Nanti sampeyan akan merasakan sendiri nikmatnya orang punya anak”

Alhamdulillah, saat ini istriku hamil 4 bulan. Pangkatku akan naik, bukan hanya menjadi suami tapi seorang ayah.

Kita semua sedang menjalani rencana Tuhan. Kita tinggal menyesuaikan saja rencana kita dengan rencana Tuhan. Karena rencana Tuhan sangat efektif.

Rabu, 02 Mei 2012

Buku Apapun


Dalam perjalanan dari Jakarta ke Surabaya, seorang teman guru bercerita tentang kelucuan dan keluguan murid-muridnya. Ia bercerita ada seorang murid yang jarang membawa buku pelajaran. Suatu saat ketika pelajaran sains yang harus mencatat, anak tersebut tak membawa buku sains. Maka guru itu memintanya untuk menulis dibuku yang lainnya.


“Tulis dibuku apa bu?” tanya si anak.
“Terserah, di buku apapun, yang penting kamu nulis ya, kamu harus punya catatan, kalau kamu ndak membawa buku pelajaran, tulis di buku apapun!” begitu pinta guru itu.


Beberapa hari kemudian, ada anak lain yang tak membawa buku, entah sengaja atau tidak. Dan ia tak menunggu diminta oleh guru menulisnya di buku apapun. Mungkin ia sudah mendengar saat temannya diberitahu si guru kalau tidak membawa buku, harus tetap menulisnya, di buku apapun itu.  


“Bu, aku ndak mbawa buku pelajaran, aku tulis di buku apapun ya..” ujar si anak sambil mengeluarkan buku itu dari dalam tas.


“Ya sudah..” sambil tak begitu memperhatikan si anak.  


Tibalah saatnya buku tersebut dikumpulkan untuk dinilai oleh sang guru. Di sampul depan buku tersebut tertulis label.


Nama                : Titi
Kelas                : 2 (dua)
Mata pelajaran  : Apapun


Dieng! Melihat hal itu si guru tertawa heran memegang kepalanya melihat keluguan dan kelucuannya. 


[]


Kita sering salah dalam dimengerti, hal itu bisa membuat suatu kelucuan atau juga kejengkelan. Atau juga dalam hidup, kita sering lupa atau terpaksa melakukan sesutu yang tak semestinya. Namun lama-kelamaan yang tak semestinya itu  bisa jadi malah kita berikan fasilitas. 


[]


2/Mei/2012/Ahmad Shobirin