Salam

Terimakasih atas kesediaanya membaca tulisan-tulisan dalam blog ini. Semoga memberi manfaat. Keselamatan, kesejahteraan dan berkah Tuhan semoga senantiasa melingkupi kita semua. Mari menikmati hidup ini...

Rabu, 16 Juli 2014

NOVELISASI TAFSIR AL-FATIHAH



Judul Buku      : Kafilah Al-Fatihah: Kisah Para Penjelajah Induk Al-Quran
Penulis             : Je Abdullah
Penerbit           : Noura Books
Cetakan           : I, Januari 2014
Tebal                : xxxviii + 341 hlm
ISBN               : 978-602-1606-23-0
---

Upaya mamahami maksud firman-firman Allah  dengan kemampuan manusia itulah yang dinamakan tafsir
~ M.Quraish Shihab

Ramadhan bulan Al-Quran. Dan ingat, ramadhan hampir usai. Membaca al Quran di bulan ini akan mendapatkan pahala yang berlimpah. Namun sebagai seorang muslim yang haus akan ilmu, tidak cukup hanya sekedar membacanya, namun juga memaknainya. Buku ini mampu mengantarkan kita untuk memahami al Quran dengan cara yang unik.

Cara tafsir genre baru

Al Quran merupakan petunjuk bagi manusia agar sikap dan perbuatannya sesuai dengan apa yang dikehendakiNya. Upaya mamahami maksud firman-firman Allah dengan kemampuan manusia itulah yang dinamakan tafsir, begitu ujar M. Quraish Shihab. Je Abdullah penulis buku ini mencoba untuk menafsirkan al Fatihah dengan kemampuan dan caranya yang unik, yakni dalam bentuk novel.

Cerita Novel ini diawali dari surat misterius yang diterima Yuli, seorang remaja Masjid desa Tinggar Mataram. Isi surat itu telah benar-benar membuat kepercayaan diri Yuli merasa terkoyak dan terguncang. Sebab selama ini merasa telah memasrahkan seluruh hidupnya untuk Al-Quran. Namun ketika membaca surat itu ia merasa dalam kekeliruan yang bodoh dalam memperlakukan Al-Quran. Surat itu berisi tentang kegelisahan al Quran. Sang Al-Quran merasa kesepian, meskipun pengagumnya banyak. Ia merasa ada tembok yang memisahkan mereka dan pengagumnya, yakni bahasa. Sehingga mereka tak bisa saling berbicara dari hati ke hati. Memang benar, bahwa ia tersanjung sebab atas nama cinta dan kehati-hatian serta upaya memagari dari kekeliruan penafsiran, maka para ulama menyusun beberapa perangkat ilmu “canggih” seperti nahwu, sharaf, asbabunnuzul, balaghah, nasikh mansukh, munasabah, dan lain-lain sebagai dasar untuk memahami al Quran. Di sisi lain, hal itu menjadi benteng penghalang bagi orang-orang awam untuk mengkaji al Quran. Mereka takut karena merasa tak layak untuh hal itu. Maka yang terjadi, orang-orang hanya sekedar membacanya tanpa berupaya secara serius memahami makna-makna yang terkandung di dalamnya. Padahal al Quran datang untuk semua, tanpa peduli ras, warna kulit,tingkat kecerdasa bahkan agama  

Malam itu juga, ia menemui sesepuh kampung Tinggar, Miq Saeni, alumnus perguruan tinggi jurusan Tafsir-Hadis. Miq Saeni merasakan hal yang sama. Gelisah. Gundah Gulana. Miq Saeni, berpesan kepada Yuli untuk mengumpulkan beberapa temannya yang peduli dengan Al-Quran esok bakda subuh. Untuk menjelaskan dan membahas tindak lanjut dari isi surat itu.

Isi surat itu benar-benar menampar dan menyadarkan mereka. Mereka merasa harus berbuat lebih untuk memaknai al Quran. Dari sana mereka mengambil inisiatif, bahwa gagasan mereka tentang halaqah tadarusan al quran yang dulu pernah mereka gagas harus segera direalisasikan. Bukan tadarusan yang biasa, namun yang lebih menekankan pada upaya memahami pesan al Quran. Pemaknaan yang dapat dijadikan pedoman nyata dalam memahami kehidupan sehari-hari.

Mereka memilih melakukannya tiap bakda subuh. Ayat-ayat yang mereka kaji adalah surat Al Fatihah. Pertemuan itu di pimpin oleh Miq saeni sebagai sesepuh kampung, dan setiap mereka yang hadir dalam tadarrusan itu dipersilahkan untuk memberikan padangan dan pendapat mengenai ayat yang kaji sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

Dalam tadarrusan itu para tokoh berdialog secara interaktif untuk mengkaji dan menafsirkan surat al Fatihah. Makna-makna yang terkandung di dalamnya terangkum indah. Beberapa pembahasan ayat yang dilangsungkan pada setting tempat di pantai di Lombok menyeret imajinasi pembaca ikut merasakan suasana yang digambarkan. Hal ini membuat pembaca betah untuk menyimak setiap pembahasannya dengan mudah dengan suasana yang rileks. Tadarusan itu mengubah hidup mereka. Mereka menemukan makna hidup yang lebih dalam, mampu menemukan dan membuka pintu-pintu semesta kebahagian, menunjukkan jalan menuju kesuksesan, kebahagiaan dan kesejahteraan hidup sejati.

Seperti kemampuan novel pada lazimnya novel ini mampu mengajak pembaca untuk larut dalam alur cerita dan mengambil makna-makna yang tersirat. Inilah salah satu keunggulan novel, yakni disajikannya konflik, penokohan, alur, latar, serta setting waktu dan tempat yang mampu membangkitkan dan memengaruhi imajinasi pembaca. Tak berlebihan jika buku ini bisa disebut sebagai novelisasi tafsir. Sebuah cara baru dalam dunia tafsir al Quran disajikan dengan cara yang unik.

Corak penafsiran

M. Quraish Shihab dam buku ‘Membumikan al Quran’ menyatakan bahwa dalam dunia tafsir, ada beberapa corak penafsiran seperti corak sastra bahasa, filsafat dan teologi, penafsiran ilmiah, fikih dan hukum, tasawuf, dan corak budaya kemasyarakatan.

Dalam bingkai novel ini, corak-corak penmafsiran tersebut dapat dikombinasikan menjadi satu. Inilah salah kelebihannya. Secara apik, ia melibatkan tokoh-tokoh dengan berbagai macam karakter dan latar belakang mampu membangun suasana dialogis interaktif diantara mereka. Para tokoh itu, mampu mengutarakan dan merangkum penjabaran para cendekiawan tafsir seperti M. Quraish Shihab dengan tafsir al Misbahnya, Wahbah Mustafa Zuhailli dengan tafsir al Munirnya, Ibnu Kathir, Ali Unal ulama dari Turki, Ashfahani, serta para cendekiawan lain dalam bidang tafsir al Quran yang tentunya mempunyai coraknya masing-masing. Mereka semua disatukan dalam novel ini.

Karenanya, novel ini tidak bermaksud menandingi tafsir-tafsir yang sudah ada, sebab justru tafsir-tafsir yang sudah ada menjadi bahan rujukan percakapan para tokoh-tokoh yang terlibat dalam novel. Tujuan karya ini jauh lebih sederhana yakni mengakrabkan al Quran kepada pembaca dengan cara yang kreatif namun tetap sarat makna. Mengungkapkan kandungan al Fatihah untuk dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan sebuah cara yang patut disambut baik dalam dunia tafsir al Quran yang cenderung formal, berat dan kaku, menjadi luwes, ringan dan mengalir. Karena itu, buku ini patut menjadi bacaan kita semua yang ingin mereguk kandungan makna al Quran khususnya surat al Fatihah dalam kehidupan sehari-hari. Selamat membaca dan menikmati sajian makna al Fatihah dengan cara yang asik. 

[]
Ahmad Shobirin
*Pendidik di SD Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo dan Pengelola Rumah Baca ImHabba Gresik
 Twitter: @pakguruobi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar