Wahai engkau yang jatuh dari ketinggian. Sayapmu
rapuh. Buanglah itu.
Dia akan bisa tumbuh lagi, basuhlah dengan embun-embun
pagi. Meski hanya sedikit, namun itu suci.
Kau harus bersabar menunggu tiap
pagi, mengambil dari ujung ujung rerumputan, atau dari tetes pucuk dedaunan.
Bukankah
Tuhan tak tiap hari menurunkan hujan untuk menyuburkan hutan.
Namun ia selalu menyediakan
malam untuk mengumpulkan partikel air yang melayang di udara untuk hinggap di rimbun
dedaunan.
Yang ketika pagi, itulah yang kau sebut embun.
"Innallaha faliqulhabbi wa annawa"
Sungguh, Ia-lah yang menumbuhkan butir tetumbuhan dan benih tanaman.
[Ahmad Shobirin/20/02/2013]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar