Sebagai Guru, kita tentu sering memberikan nasehat kepada siswa kita. Mereka dengan beragam sikap dan sifatnya, mesti kita hadapi dengan kearifan. Memberikan nasehat-nasehat, tentu saja hal itu merupakan salah satu kearifan. Namun, sering juga nasehat itu hanya didengar seperti angin berlalu. Mudah dilupakan. Lalu bagaimana agar tidak demikian?
Nah, salah satu cara agar apa yang kita nesehatkan menginternalisasi dalam pikiran dan hati adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu. Seperti misalnya seorang anak berbuat yang tidak baik kepada temannya, kita bisa memberikan pertanyaan terlebih dahulu mengenai "apa yang dilakukannya?", "mengapa melakukannya?". "apakah itu adalah sikap yang terbaik yang dilakukannnya?" dan lain sebagainya. Ajaklah ia duduk, dan berikan pertanyaan dengan tutur kata yang lemah lembut.
Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita menuntunnya untuk menemukan kesadaran diri. Pertanyaan-pertanyaan itu bisa membuat mereka berpikir
sendiri tentang baik dan buruknya mengenai apa yang mereka lakukan. Dengan
pertanyaan itu, maka mereka mengkonstruk jawaban di dalam kepala mereka, dengan begitu merekalah yang menemukannya sendiri. Sedangkan jika kita hanya memberikan nasehat kepada mereka tanpa terlebih dahulu memberikan
pertanyaan, maka kita memberikan jawaban langsung kepada mereka. Nasehat
yang kita berikan hanya berada di luar kepala mereka. Mereka mendapatkan jawaban dari luar mereka, bukan dari dalam dan akan mudah dilupakan. Sebab, mereka tidak
menginternalisasi sendiri dari hati dan pikiran mereka.
Semoga kita menjadi Guru yang arif dan bijaksana.
[Ahmad Shobirin/14/03/13]