Pengantar Ibnu Al Jauzi penulis Shaid
Al-Khatir menggugah aku, agar gemar menuliskan lintasan-lintasan pikiran. Beliau
mengatakan dalam muqaddimah buku ini.
"Karena pikiran yang berselancar meneliti beberapa hal di hadapannya tak mau menuliskannya, maka iapun pergi sia-sia. Oleh sebab itu, termasuk tindakan yang terpuji adalah mencatat apa-apa yang terlintas di pikiran supaya tak terlupakan sepanjang masa, apalagi nabi Muhammad Saw juga telah bersabda, 'Jagalah ilmu dengan menuliskannya'.
Aku sangat sering memikirkan sesuatu, namun aku tak menuliskannya, lalu ia pun lenyap sia-sia, akupun kemudian bersedih dan menyesali kepergiannya.Aku sadar bahwa setiap kali membuka pintu berpikir aku selalu mengetahui keajaiban-keajaiban yang tak pernah aku sangka sebelumnya. Ia datang dengan jumlah yang tak terkira, hingga akupun tak boleh meremehkannya begitu saja. Alasan inilah yang membuatku menjadikan buku ini tempat penyimpanan buah renungan."
Bagitulah pengantar buku yang berisi renungan-renungan Ibnu Al Jauzi atas beragam masalah yang terkumpul indah dalam buku klasik ini.
Pun demikian dengan kita. Bukankah sebenarnya seringkali kita
memikirkan banyak hal, atau merenungkan beberapa ide cemerlang. Berdialog dengan
diri sendiri atas beragam masalah yang kita hadapi dan seringkali memunculkan hikmah. Kalau saja
kita mencatatnya, ide dan juga hikmah itu akan terjaga. Akan tetapi seringkali kita
membiarkannya begitu saja. Kemudian suatu saat kita berusaha untuk mengingatnya,
namun ingatan tak banyak membantu, karena telah tertutup dengan pikiran-pikiran yang baru. Sayyidina Ali mengibaratkan ilmu itu seperti
binatang buruan, jika tak diikat, ia akan terlepas, dan pengikat ilmu adalah tulisan.
[]
Senin/3/6/2013/
Ahmad Shobirin Obiyoso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar