Jangan tidur dulu, saya mau cerita. Ceritanya menarik. Kalau
ndak menarik, boleh tidur dulu. karena itu baca sampai tuntas, lalu simpulin menarik atau tidak.
Begini ceritanya. Ada seorang penceramah yang pada suatu
pertemuan di masjid ia berkata, “Apabila seseorang bermaksud bersedekah, 70
setan akan datang. Mereka akan bergelantungan pada tangan dan kakinya, untuk
merintanginya bersedekah.” Ketika mendengarini, seseorang di antara hadirin
berkata, “Akan kuperangi 70 setan itu.”
Dengan sebuah tekad yang kuat, ia keluar dari masjid untuk
kembali ke rumahnya dan mengisi kantong kainnya dengan gandum. Ia bertekad
untuk menyedekahkan gandum itu. Kemudian, istrinya datang, mengajaknya
bertengkar, dan melawannya hingga gandum itu berceceran. Laki-laki itu kembali
ke masjid dengan tangan hampa. Penceramah bertanya, “Apa yang telah anda
lakukan?” Ia menjawab, “Saya berhasil mengalahkan 70 setan. Tetapi induknya
datang. Ia berhasil mengalahkanku”.
Begitu ceritanya. Menarik? Lanjutkan membaca! Jika tidak,
tidurlah.
Cerita itu diriwayatkan oleh Al-Fakhr al-Razi yang di kutip
oleh Jalaluddin Rahmat dalam bukunya “Quranic Wisdom”. Mungkin peristiwa itu cuma
parodi. Namun, beliau ingin menegaskan bahwa ada dua macam setan. Yang tampak
dan yang ngumpet. Mana yang lebih berat dilawan? Bisa dua-duanya, bisa salah
satunya. Kalau dari cerita di atas yang lebih berat dilawan itu yang tampak. Ia
bisa menjelma menjadi istri/suami, anak-anak, kawan sekantor, atau tetangga. Dan
kekuatan mereka bisa jadi 70 kali lebih besar dari yang ngumpet. Hehe.
Tapi bisa jadi sebaliknya. Yang lebih sulit dilawan itu
setan yang ngumpet. Musuh yang batin. Kalau setan yang tampak atau musuh lahir,
biasanya berkenaan dengan harta dunia. Kalau yang batin menyangkut keyakinan
kita. Kalau setan yang tampak bisa menyerang kita di rumah, tempat kerja, di
jalan-jalan, atau di medan tempur. Kalau kita melawannya dan menang, kita dapat
pahala dan jika mati dalam perlawanan itu, kita mati syahid. Sedangkan mush
batin itu menyerbu langsung ke hati kita. Dan hati itu lebih luas daripada
langit dan bumi. Maka melawan setan batin jauh lebih dahsyat dari pada perang
lahir. Lha kalau musuh batin itu mengalahkan kita. Celaka duabelaslah kita. Matinya
mati sangit. Modiar.
Karena itu melawan musuh batin itu bisa disebut jihad akbar.
Bukan Jodha Akbar. Trus gimana mengatasinya? Jangan ke pegadaian, meski ia bisa mengatasi
masalah tanpa masalah. Lalu kemana? Ke Allah dong! Wiez guaya.
Begini, Hati itu, adalah taman Tuhan yang ada dalam diri
manusia. Orang yang lemah menjadi kuat jika ia masuk ke dalam perlindungan Raja
Yang Perkasa. Masuklah dalam perlindungan-Nya sehingga engkau sanggup
mengeluarkan setan dari taman hatimu. Ucapkanlah isti’adzah dengan kemantapan hati.
A’udzubillahi minasy syaithonirrojiim… (Aku berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk)
Syukur alhamdulillah, setelah membaca ini syetannya langsung
ngantuk. Hoaaahmm…
| @pakguruobi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar