Ini sebagai upaya menulis sebelum tidur. Saya menamakannya #Tandur,
catatan menjelang tidur. Berefleksi. Biar nampak keren. Ah tidak, niatnya harus
lebih baik. Biar ganteng saja. Haha.
Ini semacam pikiran-pikiran yang melintas sebelum tidur. Jadi
maklumi jika bisa membahas apa saja, atau bahkan tak membahas apapun. Tapi saya
sungguh tak berharap ini menjadi “sampah”, semoga ada hikmah.
Tentang buku-buku.
Buku-buku menjadi guru-guruku. Dengan usia yang semakin
bertambah, semakin sedikit untuk bertemu dengan majelis-majelis ilmu, sudah
ndak sekolah atau kuliah lagi, maka membaca buku adalah salah satu solusi untuk
terus belajar. Menyadari bahwa diri ini masih jauh dari kepandaian atau kebijaksanaan.
Betapa besar amal para penulis-penulis buku itu. Penerbitnya,
editornya, penjualnya, atau orang-orang yang terlibat di dalamnya. Mereka
mempunyai amal yang tak terhingga. Aku menyebut buku-buku itu sebagai guru-guruku.
Sudah berguru? Sudah baca buku? Tuh ada Warkop Buku Obi di FB. Coba dah pesan sana. Kali-kali aja cocok bukunya. Hehe.
Tentang Tujuan hidup.
Sang guru berkata tentang makna atau tujuan hidup. Kalau kita
ditanyai tentang apa tujuan hidup kita, mungkin jawaban yang kita berikan tidak
secepat menjawab pertanyaan matematis (dengan catatan anda pintar matermatika). Sebab memperoleh jawaban dari pertanyaan
ini bukanlah hal yang mudah. Seperti yang dikatakan oleh guruku bahwa
sebenarnya, memahami tujuan hidup adalah proses yang sangat pelan dan mengasyikkan.
Kita bisa merasakan misterinya sambil merenungkan keberadaan kita, umat
manusia, dan juga alam. Dan karenanya, konsep tentang hidup juga berkembang
secara bertahap sepanjang hidup.
Tujuan hidup kerapkali dikacaukan atau disamarkan dengan hal
hal-hal yang yang bersifat materi duniawi. Kita anggap hal itu adalah yang
mampu membuat kita bahagia seutuhnya. Namun, kita kemudian menemukan bahwa
kebahagiaan bukan berasal dari sumber-sumber eksternal yang bersifat sementara.
Kebahagiaan sejati berasal dari dalam. Semakin dalam, sejalan hubungan kita
dengan Tuhan.
Lalu saya ingat kutipan moto hidup seorang ulama Dr. Wahbah
az Zuhaili ”Inna-sirra an-najah fi
al-hayah ihsan ash-shilah billah ‘azza wa jalla” (Sesungguhnya, rahasia
kesuksesan dalam hidup adalah membaikkan hubungan dengan Allah ‘azza wa jalla)
Bagaimana hubunganku dengan Tuhan? Ah, belum baik. Jarang
komunikasi. Hubungan yang baik biasanya ditandai dengan komunikasi yang baik. Kamunikasi
dengan Tuhan itu, melalui Dzikir. Kupikir-pikir, aku jarang berdzikir. Seharusnya
aku mikir, kalau itu merusah hubungan baik. Moga Tuhan tetep maafin aku yang
udah banyak salah. Amin…
Ilahi, anta maqsudi
waridloka mathlubi.Tuhan, hanya Engkaulah yang kumaksud dan ridaMu yang
kuharap. Toh kita juga sering mengucapkan inna
shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil ‘alamin. Tapi yang kita
lakukan bukan lillahi ta’ala. Aduh. Ampuni lagi Tuhan…
Amin…
| Ahmad Shobirin Obiyoso | @pakguruobi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar