Ada perasaan was-was, namun mencoba
untuk biasa. Ini bisa dilewati. Baru naik pesawat ya gini ini. Ternyata saat
naik itu yang sedikit nggegirisi. Begitu pula turunnya.
Saat mulai naik dan turun maka
pemandangan terlihat indah, namun ketika di atas, sudah tak bisa lagi melihat
dengan jelas apa yang ada di bawah. Hanya awan. Ia malah menghalangi. Namun
disitulah zona nyaman, kita manjer—istilah untuk tidak menarik dan mengulur layang-layang—di
sana. Ada ketenangan selama tak menabrak awan. Namun tak lama, akan tetap turun.
Dalam hidup nampaknya demikian, ketika
kita mulai beranjak naik, ada kebanggaan garismiring kesombongan yang tipis ketika melihat orang-orang yang berada
di bawah kita. Kita tersenyum dengan pencapaian yang semakin menaik, meski ada
perasaan was-was. Dan ketika mencapai atas, semua yang ada di bawah tak lagi
terlihat jelas. Saking kecilnya. Terhalang awan. Saat di atas Kalau bisa jangan
sampai terkena awan, meskipun tipis, karena akan menganggu keseimbangan. Sudah menjadi
hukum alam—hukum gravitasi—maka, ada saatnya kita turun, kemudian muncullah perasaan khawatir. Namun disaat itulah kita bisa kembali melihat apa-apa dulu yang pernah kita tinggalkan saat
di atas. Yang dulu tak terlihat, kini nampak, kita menujunya, dan menjadi bagiannya.
[]
Ahmad Shobirin/04/05/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar